Ketika Hati Dimabuk Asmara

Jatuh Cinta?.. tak ada satu pun makhluk berhati di bumi ini yang bisa menghindar dari virus ini. Hidup terasa penuh dengan angan-angan dan indah. Tapi, sesungguhnya, musuh tengah menggiring kita perlahan ke sebuah jurang yang mengangah penuh bara dan nanah.

Wanita adalah objek yang paling banyak mengalami virus ini. Walau lelaki tak kalah banyaknya, namun biasanya kaum wanitalah yang paling banyak menderita dan merugi dengan virus ini.

Cara terbaik, berusaha untuk sembuh dan menghilangkan virus itu dalam hati. Sulit? pasti. Tak akan semudah membalikan telapak tangan. Bahkan pada masa itu, hidup akan terasa tak berarti, hampa dan ingin mati saja. Namun, yakinlah Allah beserta orang yang bersabar. Cobalah beberapa terapi untuk sembuh dari virus cinta dibawah ini:

Ikhlas Kepada Allah
Ikhlas merupakan obat penawar paling manjur. Jika seseorang sedang terkena virus ini, hadapkanlah wajah kepada Allah dengan tulus niscaya Allah akan menolong dengan kemahalembutan-Nya. Karena sesungguhnya, apabila hati telah merasa manisnya ibadah kepada Allah dan ikhlas kepada-Nya, maka tidak akan ada yang lebih manis, indah, nikmat dan berbung-bunga daripada-Nya.

Berdo’a
Merendahkan diri kepada Allah secara tulus menyerahkan diri kepada-Nya. Memohon kepada-Nya. sesungguhnya, seseorang yang sedang diuji dengan virus ini berarti dalam keadaan terjepit, sedang Allah berjanji akan memenuhi do’a hamba-Nya yang dalam kondisi terjepit.

Menahan Pandangan
Menahan pandangan akan melahirkan ketentraman jiwa. Ketika seorang hamba menahan pandangannya maka hati turut menahan syahwat serta keinginannya. Firman Allah SWT: “Katakanlah kepada laki-laki yang beriman; hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya, yang demikian itu adalah lebih suci dari mereka.” [QS. An Nur : 30]

Berpikir dan Berzikir
Saat seperti ini, merenunglah. Pikirkan bahwa hidup ini hanya sementara, bahwa semua apa yang kita lakukan di dunia ini akan menjadi pertanggungan kita dihadapan Allah. Sanggupkah kita menjawab jika Allah menanyakan apa yang kita sembunyikan dalam hati kita sekalipun?. Sungguh, tak ada apapun yang bisa menolong kita dan berzikir agar hati selalu ingat dengan Rabb dan kampung akhirat yang sedang kita tuju.

Menjauh dari orang yang dicintai
Inilah yang paling sulit untuk dilakukan. Padahal menjauhkan diri akan mengusir bayangan orang yang dicintai dalam hati. Tapi, awal-awalnya amat sangat berat. Sebagaimana seseorang sedang ditimpah musibah, awalnya pasti sangat menyakitkan. Jangan samapi ia melihat, mendengar perkataannya dan jangan melihat segala sesuatu yang dapat mengingatkan kepadanya. Nomor teleponnya, kenangan dan semua hal yang terasa indah. Buang semua itu!. Difase ini, kita harus kuat dan benar-benar punya niat yang kokoh. Sebab, perasaan akan terombang-ambing. Sedih, rindu, hidup tak berarti tanpanya, ingin bertemu, ingin melihat senyumnya, ingin dekat kembali dan semua rasa yang tertuju pada satu hal; kembali mencintainya.

Menikah
Walaupun bukan dengan orang yang dicintai, menikah merupakan solusi yang paling bagus. Penuh berkah dan ridho-Nya. Tak menutup kemungkinan jika orang yang dicintai bisa menjadi pendamping hidup, mengapa tidak menikah dengannya?

Shalat dan mengaji
Jagalah shalat, sesungguhnya shalat bisa mencegah perbuatan keji dan munkar. Hadirilah majelis-majelis ilmu, duduk bersama orang-orang zuhud, mendengar dan membaca kisah-kisah orang salih. Sibukkanlah diri dengan hal-hal yang bermanfaat.

Mendekatlah kepada Allah
Sesungguhnya cinta-Nya jauh lebih manis. Mengadulah kepada-Nya dalam setiap detik. Menangislah kepadanya dalam tiap kedipan mata. Karena Allah pasti akan mendengar; Rabbku sungguh, aku ini hina dan kotor. Aku telah melakukan dosa yang sangat besar. Tapi, aku yakin dengan janji-Mu. Jikalau hamba-Ku datang kepada-Ku dengan dosa sebesar bumi dan isinya, lalu ia bertaubat. Maka Aku akan mengampuninya.

Sumber: Al-‘Isyq karya Muhammad bin Ibrahim Al-Hamd; dikutip dari majalah Sabili edisi 8 thn.XV 1 November 2007

4 thoughts on “Ketika Hati Dimabuk Asmara

  1. Jatuh cinta bukanlah suatu dosa, justru itu adalah karunia dari Allah, selama kita mencintai sesuai dengan hukum Islam dan bukan memperturutkan hawa nafsu, mencintai seseorang adalah ibadah. Cinta seorang ibu kepada anaknya, cinta seorang suami kepada istrinya dan cinta seorang saudara kepada saudaranya merupakan bentuk cinta sejati yang dilandasi keikhlasan dan kecintaan kepada Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

Leave a reply to denisrahadian Cancel reply